walaupun dia hanya berpikir
Sudahkah dia menggenapi kepalanya
dengan pijar bungabunga bintang
Yang letusannya menggelembung
sampai di bawah daundaun pohon jati
Bukankah Majnun gila karena mendalami
tebingtebing cinta
Jatuh disapu debudebu jauh dibawa sampai
di pelosok ingatan
sampai lupa diri
Sudahkah dikau tahu kelak tungkai jati
Kala kemarau ditinggal selembar demi selembar
Daun, helai
Bila hujan tunas satu jadi seribu
Tumbuh, tinggi
dari sari yang mekar pati
Sudahkah Platon merasai malam demi malam
Di kegelapan kelabat yang dicipta dari
sendunya hati
Saat dikau seperti orangorang di pinggir pantai
menunggu hari menuai zati
dari matahari yang hakiki
Label: P U I S I
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda