Di perutmu ditarik seutas tambang, kau berkata:
“Ada yang menarik tambang di dalamnya” menancapkannya
kuat-kuat
dekat dari mulut inangmu
mengulurnya, ibarat layang-layang. Tapi, seketika ditarik, mencekik
ketika kau terbaring di dekat jendela yang menjadi lorong
sinar di kedua bola matamu
kojeve
di hari Minggu, orang-orang berbaris, di meja makan
di tenda milik dua pasang berpakaian manik-manik, sambil
mengunyah
kojeve, hanya membungkuk, lututnya ditekuk di dagunya
mendongak
mukanya berpaling dari gua tempatnya beristirahat panjang
di malam hari, ketika orang pulang dengan perut yang mulai
membuncit
belum sempat dikau membuka mata,
berencana menyebrangi ibumu mengerjang kakinya
menyimpan samak di punggung menanggung
aliran anak sungai di batang lututnya
rahimnya menganga
kojeve, sudah sampai kau sempat menerbangkan
seutas tali tambang layang-layang, kau sendiri menariknya
di liang ibumu sambil kau menaiki perahu kecil
tanpa pernah lama singgah
kau sudah banyak meneguk air inang
Ibumu, dikau sendiri sudah pergi
Kemudian singgah ke tanah lapang dengan baju yang lebih baru
menerbangkan layang-layang dengan tambang
yang kau gulungambil, yang sudah kau ikat
dari pusar ibumu
Label: P U I S I
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda